Saturday, November 11, 2006, posted by Van Elki at 18:34
(Kado Wisuda Sahabat Lama)


Irfan Sahabatku. Aku sangat bangga kau bisa selesai studi. Dulu, aku ngga percaya, orang sepertimu bakal wisuda. Kau, dalam benakku dulu, adalah calon mahasiswa abadi atau nominasi penerima anugerah Drop Out Award. Hahahahaha.....

Tahun ini, mukjizat itu terjadi, sahabatku. Kau benar-benar mampu wujudkan obsesimu, realisasikan cita-citamu. Rupanya kau telah bangkit, dari kubangan mimpi-mimpi utopis-mu itu.

Hari ini 6 Maret, dunia kau bikin bungkam. Kala toga hiasi raga, kala selembar ijasah itu kau selipkan diantara ketiakmu yang bau.

Sekali lagi, aku sangat bangga padamu, Irfan.

Irfan Sahabatku. Setelah wisuda, rintis-lah hari esokmu serapi mungkin. Kau pasti bisa. Meski setahuku, kau tak suka tampil rapi berdasi. Kau lebih pilih kaos kucel, dan jeans belel, ketimbang peci dan minyak wangi.

Aku percaya, kau sosok mahasiswa dengan idealisme tinggi.

Kekompakan tim 'Komunitas' mu itu, kerap membuatku kaget dan terpana. Ruar biasa. Kau bersama kawan-kawan seperjuanganmu dulu – si Mixil, si Bogel, si Ginting, de es be - benar-benar manusia militan dengan dedikasi tinggi. Tak kupungkiri, keakrabanku denganmu, kelompokmu, besar artinya bagi hari-hariku saat itu, kini dan mungkin juga esok.

Kau bersama orang-orangmu dulu, telah membuka mata hatiku, terhadap apa itu yang kau namakan idealisme, reformasi, dan bahkan revolusi. Jargon kelompokmu "Jika penindasan menjadi kenyataan, maka revolusi adalah kebenaran", hingga detik ini, masih menancap kuat dalam relung sanubariku. Juga lagu-lagu perjuangan parodi yang sering kalian dendangkan di tengah arena demonstrasi, bukan hanya masih kuhafal, tetapi juga maknanya begitu merebak menjalar dalam hampir setiap desah nafasku.

Irfan Sahabatku, Ide-ide lama hasil persentuhan gagasan dulu, antara aku dan kelompokmu itu, hingga kini masih selalu kujaga. Meski kusadar, keterlibatanku, persetubuhanku dulu dengan konsep-konsepmu, sangat-sangat terbatas. Tentu karena aku dulu berdiri di atas banyak kaki. Aku adalah ketua BEM, yang tidak hanya harus dekat dengan kelompokmu yang berbaju lusuh, tetapi juga dengan para aktifis mesjid yang berpeci putih itu. Kau tau sendiri khan, aku adalah kawan akrab si Jafar yang pimpinan Paduan Suara ; aku suka nongkrong di Piramida, lingkar studi nakal-nya anak-anak Syariah itu ; aku juga cs-nya si Otong artis teater, dan juga sohib si Klutuk yang pecinta alam itu.

Dulu, kau kerap bantu aku, juga tak jarang pusingkan aku. Dengan 'Komunitas'-mu, kau amankan 'posisi'-ku dari segala hina dan cerca [lawan-lawan] politik kita. AS, Dekan kita yang gualak itu, pernah menghiba memohon bantu-ku, [untuk] redakan hujat dan ancaman kelompok-mu. Sekarang, semua itu tinggal kenangan, Sahabatku.
Kau telah wisuda. Kau akan jalani pasang-surut perjuangan karir yang sarat onak duri itu. Ingat Sahabatku, disana kau akan temukan makna hidup yang sebenarnya. Segala keindahan lama kala di kampus biru, hanyalah masa lalu yang tak perlu dibanggakan. Ia hanyalah memori kelabu yang mungkin malah disesali, olok-olok, atau 'angin lalu' yang hampa makna dan substansi.

Perpisahan itu memang menyakitkan, Sahabatku. Mari kita tebus sakitnya perpisahan, dengan kesuksesan nan gemilang, di hari depan.

Seperti halnya dirimu, kini aku dalam perjalanan panjang. Hingga ku tak tahu, kapan kan kutatap lagi tajam matamu, garang wajahmu, atau gondrong rambutmu. Entah kapan kita kan lewati malam dengan diskusi lagi, begadang hingga pagi menjelang. Juga camping di Sukabumi, atau sekedar nongkrong di gerbang kampus Ciputat nan biru, sambil pelototi para santriwati IAIN yang genit-genit itu. Aku juga tak mampu pastikan, kapan kau dendangkan lagi lagu dangdut 70-an favouritmu, dengan iringan gitarku, seperti dulu itu. Dan bahkan, aku juga tak tau, akankah kita bertemu lagi suatu hari nanti ?!

Irfan Sahabatku, Aku sangat bangga kau bisa selesai studi. Jabat erat tanganku, di hari wisuda-mu ini.

Pinggiran Nil, awal Maret 2004.

***
My Comment:
Tulisan ini dibuat oleh salah seorang sobat kental saya yang tinggal di negeri seberang sana. Tulisan ini ia dedikasikan untuk saya. Saatnya kelak, saya akan membalas 'kado wisuda' -nya ini pada hari pernikahannya nanti.
Thank you sahabat...