Sunday, July 01, 2007, posted by Van Elki at 16:20
Menikmati senja di Losari

Pict 1.

CIMG6805

Pict 2.

CIMG6813


Pict 3.

Timika, 21-31 Mei 2007

DSC08361


Pict 4.

My Bro, Boas in Timika 21-31 Mei 2007

DSC08360
 
, posted by Van Elki at 15:43
Hari masih gelap. Meski ayam sudah berkokok. Belum ada tanda matahari terbit. Waktu Shubuh masih ada. Dengan sekuat tenaga saya bangkit dari tidur. Dengan tergopoh-tergopoh akhirnya dapat juga berwudhu, dan kemudian berdiri di atas sajadah. Shalat shubuh pun saya tunaikan. Rasanya ini shalat shubuh yang paling khusuk saya lakukan. Sepanjang shalat air mata saya menetes. Saat membaca doa usai shalat, air mata pun menetes lebih deras lagi. Air mata yang menetes deras ini adalah sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya selama hidup.

Ya begitulah fakta yang terjadi pada hari Selasa pagi, 26 Juni 2007. Dalam doa usai shalat itu, saya memohon Tuhan untuk mengampuni semua dosa, dan mencabut penyakit yang sedang mendera tubuh saya. Ya, penyakit. Penyakitnya tak lain adalah malaria.

Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya penyakit ini yang telah membuat saya harus menangis terisak-isak dihadapan Tuhan. Sebelumnya saya tahu kedasyatan penyakit ini dari kabar saja. Tetapi setelah merasakannya sendiri, ampunnya minta ampun. Sampai-sampai saya harus menangis hebat saat berdoa usai shalat.

Awalnya saat berada di Makassar pada tanggal 7 Juni pukul 00.00, badan mulai terasa dingin menggigil. Paginya suhu badan mulai normal. Namun malamnya, pukul 08.00, panas dingin kambuh lagi. Tapi dapat diredakan dengan paracetamol. Paginya, Jumat 8 Juni, lagi panas dingin kembali menguap. Kali ini diikuti oleh rasa mual tak nafsu makan.

Untunglah ada seorang sobat baik di Makassar yang meminjamkan kamar tidurnya kepada saya untuk saya pakai istirahat sampai menjelang keberangkatan kembali ke Jakarta pada sore harinya.

Di bandara Hasanuddin, muntah pertama kali terjadi. Lalu di dalam pesawat muntah-muntah lagi. Sepanjang penerbangan itu adalah penerbangan yang paling menderita. Pada perjalanan dari bandara Soekarno-Hatta ke rumah juga kembali muntah-muntah. Aduh benar-benar minta ampun. Saya sudah seperti orang telah meminum racun.

Esok paginya, Sabtu 8 Juni 2007, saya langsung ke dokter. Diagnosa dokter sederhana, saya divonis maag. Sampai hari Senin, kondisi tubuh normal, mulai sehat. Selasa dini harinya, badan mual-mual, panas dingin hebat terjadi. Sampai siang hari jam 13.00an saya baru bisa bangun. Rabu sore esoknya, 13 Juni, akhirnya saya kembali ke dokter. Hasil tes darah, saya divonis terkena DBD (Demam Berdarah Dungue). Trombosit terdeteksi hanya 44.000 Ml dari normal 150.000 Ml. Dan disarankan malam itu juga segera masuk rumah sakit dan rawat inap.

Terpaksa saran dokter harus diikuti. Tangan pun langsung diinpus. Ini pula pengalaman pertama kali diinpus. Alhasil 5 malam menginap di rumah sakit. Hari Senin 18 Juni, Dokter mengizinkan pulang. Alasannya, Trombosit saya mulai naik.

Sepulang dari RS, ternyata hanya segar sesaat. Dua hari kemudian demam kembali. Tambah hebat. Kali ini disertai rasa mual dan muntah. Makanan yang masuk mulut, kembali keluar dari mulut. Kepala pun berat. Badan lemas.

Senin 24 Juni, saya kembali ke dokter dan periksa kembali tes darah. Kali ini saya minta untuk secara khusus meneliti malaria dalam tubuh saya. Hasilnya, seperti dugaan saya. Ditemukan positiv terdapat parasit Plasmodium Falciparum alias malaria tropika di dalam tubuh saya. Muka saya langsung pucat mengetahui ini. Malaria tropika adalah jenis malaria yang paling ganas dan dapat menyebabkan kematian.

Tak menunggu lama, 3 tablet Fansidar langsung saya minum untuk mendepak malaria dari tubuh ini. Ditambah air sisa rebusan daun pepaya 1 gelas penuh saya tenggak habis, meski pahitnya minta ampun. Hasilnya alhamdulillah, puji Tuhan, kondisi saya mulai membaik. Dan semoga semakin membaik.

*****
Apa itu malaria?

Tak banyak orang tahu mengenai karakter penyakit satu ini. Paling hanya mendengar namanya saja. Malaria sebenarnya adalah penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina. Gigitan nyamuk ini yang kemudian menimbulkan 4 jenis parasit dalam tubuh manusia. Di antaranya:
1. Plasmodium Falciparum: Malaria Tropika.
2. Plasmodium vivax: Malaria Tertiana.
3. Plasmodium malaria: Malaria Quartana.
4. Plasmodium Ovale: Malaria yang banyak terjangkit di kawasan Afrika

Malaria tropika adalah malaria yang jenisnya paling terberat. Gejala-gejala klinis dari penyakit ini adalah:
- Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.
- Nafsu makan menurun.
- Mual-mual dan kadang diikuti muntah.
- Sakit kepala yang berat, terus menerus.
- Diare.
- Melewati fase gejala klasik, yaitu:
o Stadium dingin
o Stadium demam
o Stadium berkeringat

Malaria Tropika berpotensi mematikan. Karena ia menggrogoti fungsi darah. Ketika darah tak berfungsi maka jantung pun terganggu. Otak pun terganggu dan bakal kehilangan oksigen. Saat itu lah si penderita akan mengalami stress bahkan gila. Dan selanjutnya, death….!

Ya, kira-kira begitulah sekilas fase-fase yang saya lewati saat malaria datang menyekap tubuh ini, sebelum akhirnya dapat dijinakkan. Bagi yang belum pernah, berdoalah, jangan sampai pernah merasakannya. Sekali merasakannya, anda pasti akan berpikir untuk mengakhiri hidup anda. Hehehe…


Terimakasih buat orang-orang yang sudah begitu baik memberikan perhatiannya kepada saya selama sakit. And, spesial thanks for my friend in Makassar.