Sunday, February 01, 2009, posted by Van Elki at 23:09
Sejak 2 minggu lalu, sy sedih, dan tak habis pikir mengapa seorang teman harus kembali menyakiti hati ini dengan sikap-sikap munafiknya... menjijikkan...

Mestinya dia jujur... tak perlu harus menipu...

Sekarang.. persahabatan tinggallah kenangan...

Hanya benci saja yang tersisa...

Ironi, dulu sy mengenalnya secara baik-baik...

_________________
Minggu, 01 Pebruari 09, 23.10
 
, posted by Van Elki at 21:11
Sabtu siang lalu, 31/01/09, lagi-lagi mengalami kecelakaan. Motor Honda Tiger tahun 2004 yang saya tunggangi seorang diri terjungkal di jalan Margonda. Lantaran rem depan Tiger yang sudah disetel cukup ‘pakem’ ini sy tarik tiba-tiba karena di depan sy ada pengendara motor lain yang seenak udelnya memotong jalur saya. Kontan saja Tiger sy tak stabil, dan dalam sekejap si Tiger sudah menindih tubuh sy.

Beberapa orang kemudian membantu mengangkat dan meminggirkan motor sy. Sementara si pengendara motor yang menyebabkan sy jatuh sudah menghilang. Humph.. kurang ajar.

Syukurlah, kecelakaan ini tak separah kecelakaan sy sebelumnya pada 24 Februari 2006 silam. Hanya kaki kanan saja lecet. Dan kaki bagian dengkul kanan dan kiri terasa nyeri memar, karena benturan dengan kerasnya aspal.

Thx god.. sudah mengingatkan saya banyak hal dari kecelakaan ini..

___________
01 Pebruari 09 - 07.30
 
Monday, December 08, 2008, posted by Van Elki at 11:20
Batang rokok Djarum Super itu kembali lagi kubakar
dan kuhisap asapnya dalam-dalam..
Kunikmati setiap desah hisapannya,
dan setiap hembusan asapnya keluar dari rongga mulut dan hidungku..

Setelah hampir 1 tahun aku tak pernah lagi menyentuhnya..
Dan berjanji tak akan lagi menghisap asap batang rokok yang kubenci itu..

Tapi apa daya, janji tinggal janji,
tadi malam terpaksa kusentuh lagi batang rokok Djarum Super itu..

Pilu hati yang kualami membuatku ingin ditemani oleh sebatang rokok..
Secangkir Coffemix Indocaffe, sebuah gitar akustik Alegro, dan dentingan dawai gitar...
Lagu ‘I Dont Wanna Talk About You’ nya Rod Steward pun kudendangkan..

Sampai pada lirik ‘I don't wanna talk about it, how you broke my heart’,
Tiba-tiba mataku sudah berair…
 
Sunday, December 07, 2008, posted by Van Elki at 12:45
Pagi ini hatiku tidak tenang
Pikiranku gelisah, galau dan sedih
Ingin sekali aku teriak, memaki, dan bersumpah serapah
Kepercayaanku telah ditikung
Harapanku sirna sudah
Ada rasa kehilangan merayap menusuk-nusuk hatiku
Entahlah

Untunglah, kuhubungi seorang kawan di ujung telepon...
Kulahap kalimat-kalimat thayyibah darinya…
Kubasuh tubuhku dengan wudhu..
Kubaca Kitab Suciku..
Kulantunkan alunan ayat-ayat suci dengan gaya murattal versiku..
Tak terasa, 56 ayat Al-Baqarah telah kubaca..

Humph..
Lega sekali rasanya..
Kitab suciku telah menyejukan hatiku..
Kitab suciku telah mendampingiku mengikhlaskan bebanku..
 
Thursday, December 04, 2008, posted by Van Elki at 12:12
Ah… lega sudah saat gw bisa ambil keputusan untuk resign dari kantor gw yang lama. Setelah hampir 4 tahun pengabdian gw disana. Tepatnya 16 April 08 lalu, dengan yakin gw melayangkan surat pengunduran diri dari staf advokasi. Emang sih, ada alasan diplomatis yg gw jadikan sebagai dasar pengunduran diri. Tapi sebenarnya gw dah muak dengan gaya kepemimpinan si bos, dan bikin gw dah gak betah dan gerah setiap hari bekerja.

Lagaknya itu lho yang norak, narsis, udah gitu lost knowledge, lost skill, lost attitude, dan satu lagi, kayaknya si Bos ini rada-rada rasis, sukuisme dan pastinya booossy banget…

Udahlah, gw tau banget kok, si Bos gw ini, incar jabatan ketua cuma ingin sekedar jadikan sebagai tangga politik karirnya di pentas nasional.
 
Sunday, November 30, 2008, posted by Van Elki at 23:48
Hari ini, satu bulan sudah saya menunggangi Honda Tiger. Setelah sebelumnya 4 tahun setia menunggangi Honda Gl Pro 97. Ya, 29 Oktober lalu, saya terpaksa menjual Gl Pro kesayangan itu. Karena mesinnya sudah payah, dan sudah banyak uang yang harus keluar untuk memperbaikinya.

Akhirnya, saya putuskan menjual si Gl-Pro. Dan beruntung say dapat gantinya yang lebih baik. Sebuah motor Honda Tiger tahun 2004 warna hitam dengan kondisi yang masih mulus. Speedometernya masih tercatat 12.900 KM. Tentu saja, saya harus merogoh kantong yang agak dalam untuk bisa membawa pulang si Tiger ke rumah.

Kini, sebulan sudah saya menikmati duduk di atas punggung si Tiger. Lumayan, selain mantap mesinnya untuk dipacu mengejar waktu, ternyata memang ada gengsi yang melekat. Kata kawan, sebagai pengacara muda, saya terlihat lebih elegan dan wibawa saat menunggangi Tiger ketimbang Gl Pro. Humph…. Apa iya seh...?